Aduh, Bayi Orangutan Ini Terjatuh dari Pohon Durian
![]() |
Zoya sedang minum susu. (Foto: BKSDA) |
PONTIANAK, KOSAKATA - Sesosok benda terlihat bergerak-gerak di
dalam semak, di bawah sebatang pohon durian di kawasan Hutan Lindung Gunung
Tarak, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Sugito, seorang volunteer Yayasan
Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), sedang menjalani tugas
monitoringnya pada Minggu (26/11/17) pagi itu.
Sosok kecil itu ternyata bayi orangutan! Si mungil ini terjatuh dari pohon durian setinggi sekitar 25 meter, karena
terpisah dari induknya.
Rupanya, sang induk diganggu oleh Peni—satu orangutan lain yang
sedang menjalani masa pelepasliaran di stasiun rehabilitasi dan habituasi di
kawasan lindung itu.
Sugito berada di tempat itu, memang karena tugasnya melakukan
monitoring atas perilaku Peni. Tugas yang selalu dikerjakan oleh para volunteer
setiap kali ada pelepasliaran orangutan.
Kepala Seksi Wilayah I Ketapang - Balai
Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, Ruswanto, kepada KoSaKata, Selasa (18/11/17) menuturkan,
bayi orangutan ini diperkirakan baru berusia satu tahun.
“Bayi ini dinamakan Zoya, berjenis kelamin betina. Kondisinya
masih sehat dan liar. Tetapi induknya belum terlacak,” kata Ruswanto.
Malam harinya pukul 20.30 WIB, satuan tugas evakuasi dan
penyelamatan tanaman dan satwa liar BKSDA Wilayah I Ketapang, melakukan
evakuasi terhadap Zoya. Bayi primata yang malang ini dititip-rawatkan di
shelter YIARI yang berada di Ketapang.
Di sana, dia dirawat oleh para dokter hewan dan volunteer lainnya,
hingga kondisinya memungkinkan untuk dilepasliarkan kembali, menemukan
kehidupan asli di habitatnya.
![]() |
Zoya ditemani boneka di shelter. (Foto: BKSDA) |
“Semoga Zoya tetap sehat sampai tiba waktunya untuk kembali ke
rumah dan bertemu keluarganya,” harap Ruswanto.
Shelter YIARI terletak di Desa Sungai Awan Kiri, Kecamatan Muara
Pawan, mulai beraktivitas sejak November 2009
sebagai pusat rehabilitasi orangutan. Shelter dengan 25 perawat satwa dan luas
lokasi hampir 60 hektare memiliki 15 kandang dilengkapi klinik, serta sekolah
orangutan.
Program Director YIARI, Karmele Liano
Sánchez, mengatakan, saat ini 110 orangutan masih menjalani rehabilitasi di tempat itu. Jumlah
keseluruhan yang sudah dilepasliarkan sejak lembaga itu berdiri sebanyak 78 orangutan.
Lokasi
pelepasliaran berada di Hutan Desa Pematang Gadung, Hutan Lindung Gunung Tarak,
Taman Nasional Gunung Palung—yang merupakan wilayah Kabupaten Ketapang, dan
Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya di Kabupaten Melawi, juga menjangkau
sebagian kawasan Kalimantan Tengah.
Pada 16
November lalu, lokasi pelepasliaran orangutan yang baru telah pula ditetapkan
di Daerah Aliran Sungai (DAS) Mendalam yang merupakan bagian dari Taman
Nasional Betung Kerihun. Tiga orangutan yang sebelumnya direhabilitasi oleh Yayasan
Penyelamatan Orangutan Kabupaten Sintang, menjadi penghuni pertama tempat itu. (End)
Tidak ada komentar: