Kawasan Desa Sungai Nibung di Kalimantan Barat Hilang 3 Kilometer Akibat Abrasi Pantai
![]() |
Menanam bakau. Foto: Ist |
Kepala
Desa Sungai Nibung, , Kabupaten Kubu Raya, Syarif Ibrahim Al Idrus (50), Minggu
(22/4/18) mengatakan, kampung halaman di masa kanak-kanaknya dan kuburan
leluhur kini telah hilang menjadi lautan.
Desa
itu seluas 6,000 hektare, sekitar 4,000 hektare di antaranya berupa mangrove
yang dijadikan kawasan hutan lindung. Sebanyak 321 kepala keluarga atau 1,342
jiwa menggantungkan hidup dari alam sekitar. Desa itu merupakan batas terluar
Kalimantan Barat yang langsung terhubung ke kawasan Laut Cina Selatan.
“Sudah
banyak investor ingin mengeksploitasi desa kami, tetapi kami tolak karena lebih
banyak akibat negatifnya. Selain masalah lingkungan, pasti muncul masalah
social. Sikap ini menjadi metode pertahanan kami, selain terus menanam pohon,”
kata Syarif Ibrahim.
WWF
Indonesia Program Kalimantan Barat bersama sejumlah mitra dan pemerintah local,
menandai peringatan Hari Bumi Internasional di desa itu dengan menanam 2,000
pohon bakau dan 500 pohon ketapang.
Ketua
Lembaga Pengelola Sumber Daya Alam (PSDA) “Rindang Alam” Desa Sungai Nibung,
Jamal (33) mengatakan, langkah nyata menekan abrasi pantai, dengan pendampingan
beberapa NGO, mulai menanam di kawasan mangrove maupun di bibir pantai sejak
beberapa tahun terakhir. Selain warga, para siswa desa itupun dilibatkan
menanam, termasuk aksi bersih-bersih pantau dari aneka sampah terutama plastic.
Manager
WWF Indonesia Program Kalimantan Barat Albert Tjiu, mengatakan, Desa Nibung
sebagai bagian dari Landcape Kubu memiliki mangrove terbaik di Asia Tenggara
dengan komposisi lebih dari 40 jenis mangrove murni. Kondisi ini menjadi
potensi wisata alam yang mulai digerakkan di tempat itu Masyarakat local
sebagai pelaku diharapkan menyelaraskan pengelolaan yang berimbang antara aspek
konservasi dengan kehidupan mereka yang masih sangat tergantung dengan alam. (Hnz)
Tidak ada komentar: