Lihatlah, Kota Pontianak Menari
![]() |
Foto: KoSaKata |
PONTIANAK,
KOSAKATA – Apa yang populer dari Kota Pontianak, ibukota Provinsi Kalimantan
Barat ini? Namanya yang unik, atau adat budaya setempat?
Baiklah,
coba kita lihat atraksi massal yang pernah digelar pada 23 Oktober 2017 silam. Saat
itu, ada sekitar
3,000-an orang mengenakan pakaian khas Melayumeliuk-liukkan tubuh melakukan
tarian jepin Melayu di sepanjang jalan Rahadi Oesman.
Ruas
jalan
ini membelah
wilayah antara Kantor Wali Kota dengan Alun-alun Kapuas. Sultan IX dari Istana
Kadriah Kesultanan Pontianak, Syarif Mahmud Alkadrie--juga bernama Syarif
Melvin--berada di tengah-tengah mereka.
"Alhamdulillah,
baru kali ini ada tarian jepin massal seperti ini. Ke depan barangkali bisa
ditambah kekayaan adat dan tradisi khas Pontianak lainnya agar lebih
semarak," kata Syarif Melvin kepada wartawan.
Tarian
massal di bawah terik matahari itu diiringi musik perkusi seperti gendang dan
gambus, serta lagu-lagu dengan bahasa Melayu.Tahun 2017 itu, kota yang memiliki luas wilayah 107,82
kilometer persegi dan berpenduduk sekitar 600 ribu jiwa lebih, memperingati
hari jadi kota yang ke-246 tahun.
![]() |
Foto: KoSaKata |
Orang-orang
mengenakan busana khas Melayu. Stelan "telok belanga", perpaduan baju
koko dan kain batik bermotif "corak insang" untuk pria, dan baju
kurung yang juga dipadu batik lokal itu untuk wanita.
Menurut catatan
sejarah, Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada 23 Oktober 1771, ditandai dengan membuka hutan di
persimpangan Sungai Landak dengan Sungai Kapuas. Di tempat itu didirikan Istana
Kesultanan Kadriyah dan Masjid Jami, yang sampai sekarang masih berdiri dan
menjadi objek wisata budaya. Wilayah itu berada di Kelurahan Dalam Bugis,
Kecamatan Pontianak Timur.
Tidak ada komentar: