Ilustrasi: Kamus bahasa Bakatik-Lumar. Foto: Hnz
PONTIANAK, KOSAKATA – Bahasa apa yang Anda gunakan sehari-hari
dalam keluarga? Bahasa nasional, atau bahasa daerah?
Kaum urban umumnya cenderung menggunakan bahasa nasional. Meski
sesekali menggunakan bahasa daerah, biasanya sudah banyak bercampur dengan
bahasa Indonesia.
Ada kecenderungan sulit untuk total menggunakan bahasa ibu, karena
pengaruh modernisasi atau kebiasaan. Selain itu, sejumlah kosakata bahasa
daerah sulit ditemukan padanan yang sesuai dalam bahasa nasional.
Sebuah semiloka etnoliguistik telah digelar oleh Institut
Dayakologi di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat hingga Sabtu (13-14/7/18). Etnolinguistik merupakan ilmu menelaah bahasa bukan hanya dari
strukturnya, tapi lebih pada fungsi dan pemakaiannya dalam konteks situasi
sosial budaya.
John Bamba, mantan Direktur Eksekutif Institut Dayakologi,
mengatakan, sekitar 50 hingga 90 persen bahasa di dunia akan punah. Kondisi
yang sama terjadi pula dengan 168 bahasa daerah dari 151 subsuku Dayak di Kalimantan
Barat.
Dia berpendapat, bahasa penting diselamatkan karena mengandung
pandangan hidup, kekayaan budaya dan pengetahuan.
“Bahasa juga mengandung pengalaman mengenai cara suatu kelompok masyarakat
mengatasi persoalan yang dihadapinya," kata John Bamba.
Semiloka ini memberikan kesempatan sekitar 50 peserta dari kalangan
mahasiswa dan kaum muda untuk menggedor kesadaran akan krisis kebahasaan ini. Kegiatan
ini menjadi satu di antara strategi dalam langkah penyelamatan bahasa dan
pertahanan kebudayaan Dayak.
Krissusandi Gunui', Direktur Institut Dayakologi, mengatakan, pendokumentasian
bahasa dan aspek-aspek kebudayaan subsuku, telah disepakati dalam semiloka itu.
Para mahasiswa dipandang sebagai sumber daya strategis yang bisa memulainya
dari kampung masing-masing. (Hnz)