Bayar Niat, Ritual Adat Dayak Banyadu untuk Anak yang Hilang
BENGKAYANG, KOSAKATA - Seorang anak pergi merantau. Tiada kabar
berita setelahnya. Orangtua di kampung mencari dan menunggu penuh kekhawatiran.
![]() |
Perlengkapan adat ritual bayar niat. Foto: Fabianus Oel, M.Pd |
Di tahun ke 12 setelah pergi merantau, sang anak kembali ke kampung
dalam kondisi sehat walafiat. Para pengurus adat di kampungnya, yang merupakan komunitas
Dayak Banyadu di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, menggelar ritual bayar
niat.
Ini sebagai bentuk doa dari orangtua kepada anaknya karena sang
anak telah kembai dalam kondisi selamat.
Seorang tokoh adat setempat, Fabianus Oel, M.Pd, selaku Kepala Pajanang Adat Dayak Banyadu Kabupaten Bengkayang,
Sabtu (7/7/18) mengatakan, orangtua sang anak—ibu dan bapaknya--sudah meninggal
duni saat sang anak dalam perantauan. Karena itu, ritual ini ditangani oleh
para pengurus adat.
“Sejak pagi sampai sore kita buatkan adatnya dengan kelengkapan
ayam, bebek, merpati dan babi. Dan perlengkapan adatnya cukup. Kuuurrr samangat,” kata Fabianus.
Mereka menggelar ritual itu di Panyugu Sagentel, Kampung Sentibak,
Desa Setia Jaya Kecamatan Teriak.
Fabianus menjelaskan, Adat Bayar
Niat yang dilaksanakan kali ini adalah adat yang paling lengkap pada masyarakat Dayak Banyadu karena dilengkapi dengan hewan kurban berupa bebek dan merpati.
![]() |
Pose di lokasi ritual. Foto: Fabianus Oel, M.Pd |
“Mengapa Adat ini dibuat? Karena saat acara saru
sumangat, hal ini jadi temuan orang tua yang pandai, mengatakan almarhum mamaknya
punya hutang yang belum dibayar yaitu Adat Bayar Niat kepada anaknya. Maka jadi
hutang di keluarga mereka. Selama ini jadi beban dalam kehidupan keluarga
mereka yang masih di dunia,” ujarnya.
Sang anak pergi merantau sejak bujangan dan tidak
pulang-pulang. Tidak diketahui di mana rimbanya lebih dari 10 tahun.
Fabianus menuturkan, saat ibu sang anak masih
hidup, sambil menangis berniat jika anak itu pulang, maka akan di buat adat
lengkap dengan hewan kurban berupa ayam, babi, bebek, dan burung merpati.
“Biasanya nazar atau janji atau niat dilakukan hanya
dengan potong ayam atau babi. Tapi yang ini lengkap dengan burung merpati dan bebek.
Sehingga ini merupakan janji Adat yang sangat tinggi,” katanya. (Hnz)
Tidak ada komentar: