Christina, Vlogger Kelahiran Sejiham yang Eksis di Amrik
Oleh Hanz
Endi Pramana
Sekitar
70-an orang berkumpul di Canopy Centre di Pontianak, Minggu (9/9/18) lalu,
untuk bertemu dengan seorang vlogger asal Kalimantan Barat yang berdomisili di
Amerika Serikat. Tidak semua yang hadir adalah vlogger. Dominan para subscriber
dan penonton vlog perempuan satu anak ini.
Christina saat memperkenalkan keluarganya. Foto: Hanz |
Christina, sang
vlogger, lahir di Sejiram—sering diucapkan Sejiham--Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan
Barat pada 1983. Tujuh tahun terakhir dia tinggal di Minnesota, satu dari 50
negara bagian di negeri Paman Sam.
Menikah
dengan pria Amerika bernama David dan kini mereka memiliki seorang anak yang
imut bernama Maddy, berusia 3 tahun 6 bulan. Ini merupakan kali kedua dia
berlibur ke tanah air.
Kesempatan
ini digunakan para penonton channel youtube-nya untuk berjumpa, terutama
melepaskan rasa penasaran. Melalui channel-nya Nongkrong Bareng Christina,
kehidupan sehari-hari di Amerika dan hobby-nya memasak, menjadi tayangan rutin
yang muncul tiga kali dalam sepekan.
Di hadapan
para penggemar vlog-nya, Christina sempat terharu dan sesegukan, ketika
mengisahkan kembali pertemuan dengan kedua orangtua angkatnya.
“Mungkin
ini jawaban Tuhan atas doa-doa saya. Mereka mengirimkan orang-orang baik dalam
hidup saya,” ucap Christina terbata-bata.
Masa remaja
dilewatkannya di Kabupaten Sintang. Kedua orangutanya meninggal dunia saat Iis—sapaan
akrabnya—menapak usia 11 dan 18 tahun. Sebagai yatim piatu, Christina berjuang
untuk kuliahnya di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Tanjungpura,
Pontianak.
“Saya
berkenalan dengan orangtua angkat saya ini melalui internet sekitar tahun 2003.
Mereka ingin belajar bahasa Indonesia,” tutur Christina.
Kedua
orangtua angkatnya itu, sepasang suami istri yang tidak dikaruniai anak,
tinggal di Kota Chicago di Negara bagian Illinois. Jaraknya sekitar enam jam
perjalanan dengan mobil dari Minnesota, tempat Christina dan keluarganya
tinggal.
Orangtua
angkatnya itu lebih popular dengan sapaan Opa dan Oma-nya Maddy, dan kerap
muncul dalam beberapa vlog yang dibuat Christina. Keduanya menyertai liburan
Christina dan Maddy kali ini ke Indonesia.
Babang Dave—panggilan
sayang untuk sang suami—tidak bisa ikut serta karena belum bisa mendapatkan
cuti dari kantornya. Maka ketika Christina berbincang dengan para pengemarnya,
Opa dan Oma juga sibuk mengasuh Maddy.
Ngevlog bareng penggemarnya. Foto: Hanz |
Ini menjadi
daya tarik tersendiri, karena banyak viewer vlognya yang penasaran dengan imut
dan lucunya Maddy, juga dengan Opa dan Oma.
“Saya
sangat bersukur, selain Opa dan Oma, mertua saya juga sangat menyayangi saya,”
lagi, ucapan Christina sempat terhenti menahan haru.
Seorang
viewer menanyakan bagaimana tips membagi waktu antara membuat vlog dengan
mengasuh anak.
Christina
mengatakan, putri mungilnya Maddy tergolong anak yang cukup mandiri. Ketika
diberi kesibukan sendiri dengan mainan, maka dia tak akan mengganggu mommy-nya
merekam, mengedit, dan mengunggah videonya.
“Saya
mengutamakan content positif untuk tayangan saya. Memang dunia maya memiliki
banyak kemungkinan negatif, tetapi kita harus punya sikap. Terlalu sayang waktu
kita terbuang hanya untuk melayani para haters,” tutur Christina.
Mau tahu
berapa penghasilan yang didapatnya dari monetisasi vlog-nya? Meski bukan angka
persis karena memang tidak selalu dalam jumlah tetap, Christina tak keberatan
menyebutkan kisarannya.
“Yah,
berkisar antara Rp 7 juta hingga Rp 15 juta per bulan,” ucapnya.
Menyapa para penggemar. Foto: Hanz |
Penghasilan
itu tidak semata-mata didapat dari Youtube. Sesekali, beberapa perusahaan
mengontak dia untuk meng-endorse produknya. Untuk itu, dia melakukan deal
khusus dengan perusahaan yang hendak menggunakan jasanya.
“Kita bisa
menyelipkan content yang diinginkan perusahaan itu dalam vlog kita. Semakin
kreatif, semakin bagus. Misalnya perusahaan blender, saya tampilkan visual saat
saya menggunakan blender itu ketika memasak,” kata Christina.
Aktivitasnya
sebagai vlogger mendapat dukungan penuh dari sang suami. Tak jarang, Babang
Dave juga tampil dalam beberapa frame. Tentu tak ketinggalan penampilan Maddy
yang sedang lucu-lucunya.
Para viewer
yang hadir di Canopy Centre Pontianak terlihat begitu gemas, ketika Maddy
mencoba menyanyikan lagu berbahasa Indonesia berjudul “Topi Saya Bundar”. Lagu
anak-anak yang sering diajarkan sang mommy padanya dalam beberapa tayangan
vlog.
Banyak
kisah humor menyertai aktivitasnya sebagai vlogger. Di antaranya, tayangan
membuat rusip—sejenis fermentasi ikan yang dalam bentuk lain disebut juga “pekasam”.
Ini makanan khas kampung halamannya, yang coba dibuatnya di Amrik.
“Apa mau
dikata, rusip itu gagal karena ikannya terlalu banyak dikasih pengawet sama
penjualnya, sehingga tak kunjung terfermentasi,” kata Christina sambil tertawa.
(*)
Tidak ada komentar: