CU dan Peluang Kaum Milenial

December 05, 2019
Last Updated


Plank nama CU Bahtera. Foto: HEP
Oleh: Trisepteo Nurwanda


Dewasa ini, CU (Credit Union) atau biasa juga dikenal dengan koperasi simpan pinjam sedang berkembang pesat. CU merupakan lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam yang dimiliki dan dikelola oleh anggotanya serta bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya sendiri.


CU sangat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat menengah ke bawah. Melalui CU, masyarakat yang menjadi anggota diajarkan cara untuk menyejahterakan dirinya. Ada tiga prinsip utama CU, yaitu asas swadaya, asas setia kawan dan asas pendidikan dan penyadaran.


Masyarakat dilatih dan dididik untuk mengelola keuangan secara tepat. Berdasarkan prinsip utama CU, tabungan hanya diperoleh dari anggota, pinjaman hanya diberikan kepada anggota, dan perlu membangun watak anggota agar memiliki tanggung jawab dalam membayar pinjaman.


Di era perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi saat ini, muncul istilah kaum milenial. Pada umumnya kaum milenial merupakan istilah yang digunakan oleh para ahli dan peneliti untuk orang-orang yang lahir di awal tahun 1980-an hingga awal 2000-an, juga dikenal sebagai generasi Y.


Kaum milenial dianggap generasi yang cakap dalam menerima perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat dari tahun ke tahun. Kaum milenial merupakan generasi muda yang siap menggantikan generasi tua dalam segala bidang.


Hal ini merupakan hal yang lazim didengar dan dibicarakan oleh kaum generasi tua yang dikenal sebagai generasi X. Setiap orang ada waktunya, setiap waktu ada orangnya. Itulah perspektif kaum generasi tua dalam menyikapi hadirnya kaum milenial. Harus diakui kaum milenial sangat cakap dalam menerima perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada, sedangkan sebagian besar kaum generasi tua tidak cakap atau gagap teknologi.


Memasuki zaman yang serba digital, banyak cara yang dapat dilakukan oleh kita untuk menghasilkan uang melalui sebuah karya kreatif. Ini merupakan sebuah peluang yang dapat ditangkap secara positif bagi kita.


Sebagai contoh, memanfaatkan media sosial dengan menjadi seorang youtuber. Seorang youtuber mengembangkan sebuah konten tertentu yang menjadi ciri khas program yang disuguhkan dalam akun youtube dan dinikmati untuk ditonton banyak orang, sehingga mendatangkan iklan dalam akun youtube tersebut.


Dengan demikian seorang youtuber itu dapat menghasilkan sejumlah uang. Misalnya, Nex Carlos yang membuat konten kuliner keliling Indonesia sehingga menjadikannya populer sebagai seorang youtuber dengan konten yang berciri khas kuliner nusantara. Harus diakui juga, yang menjadi penikmat uang dengan cara tersebut sebagian besar merupakan kaum milenial.


Kaum milenial telah terbiasa dengan kreatifitas berbasis teknologi. Bukan hanya dari youtube, namun media sosial lain juga dapat mendatangkan uang jika dapat memanfaatkan peluang. Seperti media sosial instagram dan sebagainya, beberapa produk kecantikan atau produk lainnya dapat dipasarkan melalui orang-orang yang memiliki paras menarik, cantik, dan pengikut yang banyak.


Masih terasa hangat dibenak kita seorang mantan Bos Gojek yang diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Nadiem Makarim namanya, menteri termuda di kabinet Indonesia Maju yang berusia 35 tahun ini rela melepaskan jabatan CEO Gojek demi menjadi seorang menteri.


Hebatnya lagi perusahaan teknologi yang dirintis sejak tahun 2010 yang melayani angkutan berbasis aplikasi online ini sejak Februari 2018 menjadi startup (perusahaan rintisan) pertama di Indonesia yang mengantongi predikat unicorn, yaitu perusahaan yang telah memiliki nilai valuasi/saham sebesar 1 miliar dollar.


Dialah satu di antara contoh kaum milenial berprestasi yang nyata mampu menginspirasi kita bahwa inovasi dan kreatifitas di bidang teknologi dapat mendatangkan kesuksesan di usia muda.


Harus diakui, suka tidak suka, mau tidak mau, kaum milenial memiliki peranan yang sangat penting dalam memajukan peradaban bangsa ini. Bangsa ini harus membangun pondasi yang kuat dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermental pesaing yang tangguh.


Dalam rangka menciptakan pondasi yang kuat untuk memajukan peradaban bangsa, di era globalisasi yang penuh dengan persaingan ini, perlu melibatkan kaum milenial dalam mengembangkan semua bidang.


Apabila dikaitkan dengan pengembangan di bidang perekonomian, CU merupakan satu di antara yang menunjang ekonomi kerakyatan, lembaga keuangan non bank yang dapat memberikan kesejahteraan kepada anggotanya berdasarkan asas kekeluargaan, dari anggota oleh anggota dan untuk anggota yang artinya memberikan kesempatan kelompok UKM (Usaha Kecil Menengah) yang menjadi anggotanya untuk maju dan berkembang menjadi besar dengan memperhatikan prinsip-prinsip utama CU.


Dalam 30 tahun terakhir gerakan CU mampu membuktikan eksistensinya di negara ini, khususnya di Kalimantan Barat.Tentu angka 30 bukan merupakan waktu yang singkat, sebagian besar CU yang memegang prinsip utama CU masih dapat bertahan menjadi koperasi simpan pinjam yang tangguh dan sehat.


Gelombang pasang dan surut telah dilalui, mulai dari krisis moneter tahun 1998, pergantian kekuasaan beberapa kali dari Presiden Soeharto sampai pada Joko Widodo, kenaikan harga BBM beberapa kali dan pencabutan subsidi minyak tanah serta kebijakan konversi penggunaan minyak tanah ke gas merupakan sebagian kecil kejadian yang telah dirasakan dalam mempertahankan keberadaan CU ini.


Pelayanan CU perlu selalu dikembangkan ke arah pelayanan yang berbasis teknologi. CU harus dapat membaca peluang dan mengevaluasi kinerja yang kurang baik agar dapat menjadi lebih baik, sedangkan yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. Masyarakat sebagai anggota CU dari tahun ke tahun akan selalu menuntut pelayanan yang baik, cepat, tepat, transparan dan berdaya guna.


Semua itu tidak akan dapat terpenuhi apabila CU tidak mau melibatkan teknologi di dalamnya. Akan ada hubungan simbiosis mutualisme, yaitu hubungan yang saling menguntungkan.


Generasi Y atau kaum milenial akan selalu mendapat tempat dalam rangka peningkatan kapasitas CU ke depannya. Mulai dari awal tahun 2000-an, kaum milenial yang sudah memasuki usia kerja mulai direkrut menjadi karyawan dan sekarang sudah banyak yang menduduki jabatan/posisi strategis di manajemen.


Bahkan dalam 15 tahun ke depan semua posisi strategis akan dikuasai oleh kaum milenial karena kaum generasi tua yang memasuki masa pensiun. CU berperan besar membantu pemerintah dalam menyerap tenaga kerja. Angka kemiskinan dan pengangguran dapat ditekan dengan adanya CU yang didirikan.


Selain itu, perkembangan perekenomian dan kesejahteraan anggota dapat dirasakan manfaatnya apabila uang yang digunakan sebagai pinjaman digunakan sebaik mungkin untuk usaha-usaha produktif, seperti: usaha perikanan, pertanian, peternakan, perkebunan, dan lain sebagainya.


Kaum milenial sudah sampai pada era di mana sebuah peluang dapat ditangkap dengan mudah. CU hadir sebagai lembaga keuangan yang berpihak pada rakyat kecil. Dengan asas kekeluargaan CU dibangun untuk kesuksesan semua anggota.


CU hadir memberikan pelatihan dan pendidikan dalam mengelola keuangan. CU juga menawarkan sebuah karier yang menjanjikan apabila direkrut menjadi karyawannya. CU berusaha memfasilitasi kaum milenial yang masih duduk di bangku sekolah atau kuliah untuk menabung secara rutin dan berkesinambungan dengan masuk menjadi anggota.


Bersyukurlah bagi kaum milenial yang sudah ditabungkan orangtua sejak kecil bahkan baru lahir sudah dimasukan menjadi anggota, jadi tinggal melanjutkan saja demi memperoleh masa depan yang lebih baik. Kaum milenial yang direkrut menjadi karyawan tentulah harus mampu bekerja secara profesional dan lebih baik dari kaum generasi tua.


Mereka juga dapat memanfaatkan fasilitas pinjaman untuk usaha yang produktif. Mereka haruslah dapat menjadi kekuatan bagi lembaga CU bukan malah sebaliknya menjadi beban.


Kaum milenial haruslah menunjukkan kualitasnya sesuai yang diharapkan. Kaum milenial perlu menggali kompetensi diri dengan sikap yang tidak mudah menyerah, selalu mau berusaha, bertanggung jawab, komitmen tinggi, dan sikap-sikap positif lainnya. Teknologi yang terus berkembang, haruslah dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk meningkatkan etos kerja agar mendapatkan hasil yang terbaik.


Semua pelayanan kepada anggota haruslah sudah mulai berbasis teknologi agar CU tidak jauh tertinggal dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Beberapa CU sudah menerapkan teknologi-teknologi sebagai bentuk komitmennya dalam rangka mempercepat pelayanan dan juga bentuk transparansi lembaga kepada anggota. Ini dibuktikan dengan adanya aplikasi CU mobile, SMS Center, ATM CU, website CU, integarasi data antar lembaga CU, dan lain sebagainya.


Untuk mempertahankan eksistensi lembaga keuangan ini, kaum milenial memegang peranan penting di dalamnya. CU ini perlu dijaga selalu agar dapat terus bertahan sampai generasi penerus kita dapat merasakan manfaatnya. Perlu adanya strategi yang tepat untuk menghindari lembaga keuangan ini dari kata kebangkrutan.


Kaum milenial yang telah duduk atau baru akan menduduki posisi/jabatan strategis dalam kepengawasan, kepengurusan, dan manajemen harus memiliki moral yang baik dalam mengelola keuangan. Hindari sikap ego sentris dan ingin memperkaya diri sendiri. Sistem yang tangguh juga akan dapat mencegah niat yang buruk dari oknum-oknum tertentu, maka sudah selayaknyalah dibuat sebuah aplikasi sistem keamanan anggaran yang dapat diawasi atau diakses oleh semua anggota.


Diharapkan juga struktur organisasi dapat bekerja sesuai tupoksi masing-masing. Semoga pengawas dapat menjalankan fungsi pengawasan dengan baik, begitu juga pengurus dapat menyusun pola kebijakan yang adil dan  menguntungkan semua anggota, kemudian manajemen dapat menjalankan kebijakan pengurus  dengan benar tanpa ada penyelewengan sehingga sampai pada visi CU itu sendiri.


Dengan demikian, tidaklah berlebihan apabila kita simpulkan bahwa CU adalah lembaga keuangan yang ramah dan dapat menjadi sahabat bagi kaum milenial. Salam Koperasi !


* Penulis adalah ASN di instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Naskah ini meraih Juara Harapan dalam lomba menulis untuk merayakan 11 tahun berdirinya CU Bahtera dengan tema “CU yang Ramah dan Sahabat Kaum Milenial”.

Selengkapnya