Pontianak Hadirkan Kisah Natal Berbalut Pandemi
![]() |
Pieter Andas Parinatha (kiri) bersama Friedrich. Foto: Dok. |
Sineas muda dari
Pontianak, Kalimantan Barat, Pieter Andas Parinatha, mengolah kondisi ini dalam
sebuah film pendek berjudul “Putri Salju”. Film yang melibatkan 17 orang,
termasuk 3 pemain, diselesaikan kurang dari satu pekan.
Andas yang telah memproduksi
sejumlah film pendek dan documenter, menuturkan, film bertema keluarga ini
dikisahkan dengan balutan suasana pandemic.
Bagi Andas, pembuatan
film ini sebagai upaya memberikan hiburan akhir tahun melalui kerja-kerja
kreatif. Juga ingin menghadirkan sukacita natal melalui sebuah karya.
Dia berdiskusi dengan
temannya, orang Kalimantan Barat yang tinggal di Jakarta, untuk pembuatan
naskah film ini.
“Apalah artinya natal
tanpa berkumpul dengan orang tersayang. Tapi sekarang pandemic menyebabkan kita
sulit berkumpul. Meski begitu, dalam suasana yang sangat berubah, kita harus
menyambut suka cita natal,” tambah Andas.
![]() |
Suasana syuting in door. Foto: Dok |
Dia memproduseri film itu bersama Panca Esti, praktisi media audio visual yang terbilang senior di Kalimantan Barat. Panca mengatakan, meski produksi film ini sederhana, tetap mencoba menggunakan kaidah dan prinsip manajemen produksi sebuah sinematografi semaksimal mungkin.
“Kami berharap ini
menjadi pengamalan estetik buat kami semua di tengah kondisi pandemic, yang
bermakna pada natal,” ucap Panca.
Film itu menampilkan
tiga karakter. Seorang Bapak (diperankan Hanz E. Pramana, praktisi media),
seorang ibu (diperankan Iwi Sartika, aktivis perempuan) dan pemuda bernama Noel
(diperankan Yehezqiel Ferediko, mahasiswa).
Dua hari pengambilan
gambar di dua tempat berbeda, dan seluruh proses produksi diselesaikan sekitar satu
pekan. Sebagai sutradara, Andas dibantu oleh Kristin A Putri sebagai assiten.
![]() |
Satu di antara scene. Foto: Dok. |
Beberapa pegiat seni terlibat dalam produksinya. Di antaranya Friedrich sebagai director of photography dengan asisten Neri, penata artistic Deny Farid dengan asisten Primus, serta penata music Billie Agrie Oktada.
Kemudian Efrem Nyangko
sebagai sound recordist dan Cindy Blaise untuk menangani make up dan wardrobe.
Tak ketinggalan Weros dan Adi untuk bagian behind the scene, dan Teofilus Irwan
untuk artwork and design.
Pada saatnya, film ini
akan diluncurkan melalui channel Youtube yang khusus disediakan untuk itu.
Nantikan ya. (HEP)
Tidak ada komentar: