Masyarakat Angan Belajar Mengenal Risiko Bencana

October 13, 2019
Last Updated

Oleh:HilarinusTampajara

ANGAN TEMBAWANG, KOSAKATA - Tidak ada satu pun manusia yang menginginkan bencana, maka perlu mengantisipasi bencana dengan melalui pengenalan risiko bencana yang ada. Hal itu diungkapkan Margareta Sagala, Caritas Australia.

 Sagala mengungkapkan itu ketika membuka pelatihan Community Lead Disaster Risk Management (CL-DRM) di Desa Angan Tembawang, Kecamatan Jelimpo, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Pelatihan tersebut dilaksanakan selama tiga hari, sejak Selasa, 8 Oktober 2019 hingga Jumat, 11 Oktober 2019.

Pelatihan diikuti oleh warga Angan Tembawang yang terbentuk dalam Tim Penanggulangan Bencana Batu Padam, fasilitator lapangan Caritas Keuskupan Agung Pontianak, dan Caritas Keuskupan Ketapang. Jumlah peserta pelatihan sebanyak 25 orang. Kegiatan tersebut difasilitasi oleh Caritas Australia dan Caritas Indonesia bekerjasama dengan Caritas Keuskupan Agung Pontianak dan Caritas Keuskupan Ketapang.

Pelatihan CL-DRM ini bertujuan untuk mengajak warga masyarakat untuk melakukan pengenalan potensi risiko bencana yang ada di wilayah Desa Angan Tembawang. Dengan pengenalan risiko bencana ini dapat dikaji dan diantasipasi agar meminimalisir terjadinya.

Sagala yang bertindak sebagai fasilitator pelatihan menjelaskan beberapa materi yang berkaitan dengan CL-DRM antara lain; jalan transek di wilayah desa, kalender musim, mengenal masa kini, saat ini dan masa depan, menginventarisasi aset sosial desa, mengenal aset sumber daya manusia, mengenal para pemangku kebijakan yang berperan, hingga membuat rencana aksi.

Selama pelatihan para peserta diajak untuk diskusi dan praktek langsung untuk observasi dan survey terkait dengan tempat-tempat yang berpontensi berisiko bencana. Hasil diskusi tersebut dipresentasikan dan didiskusikan dalam kelompok besar. Metode pembelajaran ini memberi peluang bagi warga masyarakat sendiri untuk berpartisipasi dalam seluruh proses menuju masyarakat yang memiliki daya tahan/resiliensi.

Teresa Rante Mecer dari Program Manajer Caritas Keuskupan Agung Pontianak mengalami sebuah pembelajaran baru dalam pemberdayaan masyarakat dengan metode manajemen kepemimpinan lokal masyarakat.

“Pelatihan dengan media alat-alat analisa yang digunakan oleh fasilitator semakin memberi pengetahuan baru. Ini sangat berguna bagi kami dan masyarakat untuk melihat realitas risiko bencana dalam wilayah masyarakat,” katanya.

Pelatihan CL-DRM ini sendiri pada hakekatnya lebih fokus pada manajemen penangganan/pengurangan risiko bencana yang dilakukan langsung oleh masyarakat lokal. Dengan demikian masyarakat sendiri dapat melakukan upaya pencegahan melalui berbagai kegiatan pencegahan yang tersistematis dan terstruktur dan terukur.

Kusmanto, Kepala Desa Angan Tembawang mengungkapkan, pelatihan ini semakin menyadarkan masyarakat agar sungguh mengenal risiko dan peluang untuk mencegahnya.

“Memberi pengetahuan yang bermanfaat bagi kami karena selama pelatihan, kami dilibatkan dalam diskusi-diskusi yang membuka wawasan baru,” kata Kusmanto.

Kegiatan ini membuahkan sebuah rencana aksi dari masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan risiko bencana dengan bertitik tolak dari analisa dalam pelatihan tersebut. Beberapa rencana aksi yang akan segera ditindaklanjuti, di antaranya, sosialisasi kegiatan pada masyarakat, penanaman pohon, pembersihan dan perawatan saluran/pipa air bersih dan sanitasi desa, gotong royong membersihkan drainase. (*)

Selengkapnya