Transeamus, Natal Segera Tiba…

December 19, 2019
Last Updated


PONTIANAK, KOSAKATA - Syal hijau tua melingkar di leher kemeja putih. Bando berbentuk tanduk rusa berwarna merah bertengger di kepala murid putri. Sementara topi kerucut khas Saint Claus menghiasi kepala murid putra. Wajah mereka berseri-seri. Lantunan suara merdu berbahasa Latin, menyeruak keramaian Ayani Megamal, Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (19/12/19) malam.


“Transeamus usque Bethlehem...” itulah potongan syairnya, yang artinya “marilah kita pergi ke Bethlehem”.


Lagu berjudul "Transeamus" ini merupakan lagu Natal yang sangat populer, diciptakan oleh Joseph Schnabel pada abad ke 18. Isinya berupa ajakan para gembala setelah mereka mendengar warta malaikat tentang kelahiran Yesus Kristus.


Paduan suara itu merupakan satu dari empat penampilan para murid Sekolah Dasar Bruder Melati Pontianak, untuk menyambut Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Ayani Megamal. Acara yang secara rutin digelar di pusat perbelanjaan di Pontianak itu setiap Desember menjelang Natal.


Fransiska C. Caesaria R, murid kelas enam SD Bruder Melati Pontianak, mengatakan, dia bersama teman-temannya telah berpartisipasi pada acara ini dalam tiga tahun berturut-turut, sejak mereka masih duduk di kelas empat. Sementara, Broklin Owen Edo, menuturkan, mereka gencar berlatih seusai kegiatan sekolah atau pada hari libur dengan bimbingan Pak Guru Simon Hendrawan.


Setelah menyanyikan “Transeamus”, kelompok paduan suara beranggotakan 26 murid ini menyanyikan “White Christmas”. Selain kelompok paduan suara, juga ikut tampil vocal group dengan belasan anggota, menyanyikan lagu “Bendera” dari Album Coklat. Juga ada satu kelompok tarian kreasi modern beranggotakan tiga murid.


Sedangkan kelompok pemain alat music tradisional angklung binaan Ibu Guru Magdalena, memainkan beberapa musik bernuansa natal.  Mereka merupakan murid kelas satu hingga lima di SD Bruder Melati. Dengan angklung yang dihias kertas warna-warni, mereka menghibur dari panggung dengan memainkan paduan suara alat musik berbahan bambu itu.


Di bagian akhir, penampilan tarian tradisi bernuansa etnik Dayak binaan Felisia Natasha, dibawakan para murid kelas satu. Mereka memadu gerak dengan music tabuh khas Dayak yang lincah dan sesekali menghentak. Tepuk tangan meriah dari para penonton selalu terdengar di bagian akhir penampilan mereka.


Kepala SD Bruder Melati Pontianak, Br. Gosta Damianus, MTB, mengapresiasi penyelenggara yang selalu memberi kesempatan bagi siswanya untuk berkreasi di bidang seni. Dia mengatakan, kesempatan ini besar artinya dalam mendorong keberanian para murid untuk mengeskpresikan diri di hadapan khalayak ramai.


“Proses pembelajaran yang seimbang antara di dalam kelas dan di luar kelas harus terus didorong. Di antaranya untuk melatih kepercayaan diri murid dan membiasakan mereka untuk kreatif,” kata Br. Gosta. (hanz e. pramana)

Selengkapnya