Oleh: Br Kris Tampajara, MTB
PERTENGAHAN Maret 2020, hiruk-pikuk berita tentang pertemuan skala
besar yang terjadi di beberapa tempat disoroti publik dengan berbagai komentar negatif.
Begitu juga dengan acara tahbisan Uskup Ruteng, Nusa Tenggara Timur, Mgr
Siprianus Hotmat, yang dilaksanakan 19 Maret 2020.
Tim mendistribusikan paket sembako. |
Panasnya komentar warganet berkaitan surat himbauan dari
pemerintah agar masyarakat tidak melakukan acara-acara yang melibatkan banyak
orang. Ini sebagai antisipasi penularan virus corona (Covid-19) yang mewabah di
beberapa tempat.
Sehari setelah kembali dari Ruteng, Uskup Agung Pontianak, Mgr.
Agustinus Agus langsung menuju ke Kampung Kunyil-Meliau untuk mengantar almarhum
adiknya, Hendrikus Imus ke peristirahatan terakhir. Dua hari berikutnya, 24
Maret, kami baru bisa bertemu dengan Mgr. Agustinus.
Kami membahas kondisi Covid-19 dan langkah konkret membantu
masyarakat terdampak. Sehari sebelumnya Mgr. Agustinus dan Kuria Keuskupan juga
bertemu dengan para pastor paroki dekanat Kota Pontianak.
Mereka membahas persiapan menyambut Hari raya Paskah dalam masa
Covid-19. Satu di antara hasilnya, dikeluarkannya surat imbauan untuk menyelenggarakan
misa secara live streaming selama Pekan Suci dan Hari Raya Paskah. Dengan
begini, umat yang menjalani isolasi mandiri di rumah tetap bisa mengikuti
perayaan itu.
Sore di Wisma Uskup
Sore itu Wisma Keuskupan Agung Pontianak terasa sepi, ketika saya
menemui Bapa Uskup di ruang makan yang juga kadang berfungsi untuk ruang
menerima tamu secara tidak formal. Uskup Agus sudah menunggu dan mempersilahkan
saya duduk.
“Kalian di Komisi PSE-Caritas coba segera melakukan
langkah-langkah konkret yang dapat membantu umat dan masyarakat dalam
menghadapi bencana virus Corona yang sedang mewabah,” ujarnya.
Dari pembicaraan sore itu, Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE)
- Caritas Keuskupan Agung Pontianak melakukan beberapa persiapan awal. Di
antaranya, membentuk Posko Tim Aksi Bantuan Covid-19 Keuskupan Agung Pontianak,
berkoordinasi dengan Komisi PSE-KWI, Caritas Indonesia/Karina-KWI, Pemerintah
Daerah, para pastor paroki dan seksi PSE paroki-paroki dan berbagai organisasi
kemanusiaan.
Mobilisasi tong air untuk cuci tangan. |
Tim segera mempersiapkan posko bantuan sembako bagi warga yang kehilangan
pekerjaan. Tim juga melakukan penggalangan dana solidaritas.
Sehari setelah pertemuan itu, Komisi PSE-Caritas Keuskupan Agung Pontianak
melakukan konsolidasi bersama para staff program dan membahas langkah-langkah
awal yang perlu dilakukan. Dalam waktu yang tidak lama Komisi PSE-Caritas membentuk
Tim Aksi Bantuan Covid-19 atau TAB-Covid-19 Keuskupan Agung Pontianak.
Tim ini diperkuat Surat Keputusan dari Keuskupan Agung Pontianak
Nomor 104.SK/SKR.KAP/III/2020 dengan Kantor Komisi PSE-Caritas KAP sebagai
Posko TAB-Covid 19, Jl. WR. Supratman No. 100 Pontianak. Tim mulai berkoordinasi
dengan berbagai pihak untuk memastikan langkah-langkah awal tepat sasaran.
Hari berikutnya, saya selaku Koordinator Umum Tim melakukan
audiensi dengan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) membahas kondisi
penularan covid-19 di Kalimantan Barat. Kami juga diberitahu langkah-langkah
yang telah dilakukan pemerintah dalam merespon bencana ini.
Tim juga melakukan audinesi dengan Sekretaris Daerah Pemerintah
Provinsi Kalimantan Barat, Aloysius Leysandri. Membahas peran apa yang dapat kami
lakukan dalam kondisi darurat seperti ini.
Tidak kalah pentingnya tim selalu berkoordinasi dengan para pastor
paroki dan seksi PSE paroki. Solidaritas yang dibangun bagi orang-orang yang
kehilangan pekerjaan dan membutuhkan bantuan segera. Pendataan kami lakukan
terhadap warga yang rentan tidak memiliki penghasilan akibat pembatasan sosial.
Kerelaan Berbagi
Beberapa aksi bantuan yang telah dilakukan antara lain, distribusi
hand sanitizer sejumlah 650 botol ke 30 paroki se-Keuskupan Agung Pontianak;
penyaluran 1.195 paket sembako (berisi beras 5 kilogram, minyak goreng 1 liter,
mie instan 1 dus) untuk 9 paroki di dekenat kota.
Juga 300 poster dan spanduk imbauan pencegahan penularan Covid-19,
11 tong air untuk cuci tangan yang mudah diakses masyarakat umum, 3.000 pcs
masker kain ke beberapa paroki.
APD untuk paramedis di RS Soedarso Pontianak. |
Untuk sejumlah rumah sakit, alat pelindung diri (APD) di antaranya
disalurkan 10 pcs ke RS Vincentius Singkawang, 10 pcs untuk RS Harapan Bersama
Singkawang, dan 5 pcs untuk Poliklinik St. Elisabeth Bengkayang.
Kami sangat berterima kasih atas uluran tangan para donator. Dalam
waktu dua bulan mendatang, kita masih tetap melakukan aksi bantuan ini.
Karenanya, kami tetap membuka donasi bagi siapapun yang mau berbagi.
Mengutip pesan Mgr. Agustinus kepada kami, bantuan yang kita berikan
mungkin hanyalah setitik embun di lautan dan segenggam pasir di pantai, tetapi
upaya ini jika dilandasi oleh semangat berbagi dan ketulusan, akan sangat
meringankan penderitaan sesama kita.
Hal ini mengingat jumlah data warga masyarakat pra sejahtera di
Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 465.088 Kepala Keluarga atau 1.838.554 jiwa (sumber: Pusdatin, Kemesos RI 2019).
Bapa Uskup juga juga mengutip Ensiklik Gaudium Et Spest yang diterbitkan
pada 1965 oleh Paus
Paulus VI: harapan, duka, dan kecemasan umat manusia
merupakan harapan, duka, dan kecemasan umat Kristiani juga. Dengan demikian kita
semua pengikut Kristus, mesti peduli dan terlibat dalam membantu sesama kita
yang mengalami kesulitan dalam masa seperti ini.
* Penulis
adalah Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Agung Pontianak