Mengelola Harta secara Bijak, agar Tidak Jatuh ke dalam Kedosaan
Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus!!! Yesus mengajar orang banyak agar waspada terhadap kerakusan akan harta. Hidup manusia tidak tergantung pada kekayaan.
Dalam perikop Injil yang menjadi permenungan kita hari ini, Lukas 12:13-21 menceritakan ada dua orang bersaudara, seorang meminta Yesus untuk menjadi hakim atas mereka. Ia berkata, “Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia dapat berbagi warisan dengan aku". Yesus berkata kepadanya bahwa diri-Nya bukanlah hakim atas warisan yang meteka miliki.
Orang-orang Israel sebenarnya memiliki kebiasaan untuk tinggal tetap di tanah warisan tanpa perlu membaginya (Mzm 133:1). Namun sejalan dengan perkembangan zaman, masing-masing saudara boleh meminta haknya atas warisan itu. Jadi, untuk membagi harta milik, maka prinsip dan norma mesti ditentukan berdasarkan hukum Taurat (Ulangan 21:15; Bilangan 27:1-11).
Tampaknya usulan dua orang bersaudara yang tamak itu tidak terlalu urgent bagi Yesus untuk menjawabnya. Yesus malah memberi nasehat supaya:
“Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! Sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari kekayaan itu“ (ayat 15).
Ketamakan menggiring seseorang untuk menggantungkan diri sepenuhnya pada kepemilikan materiil guna mendapatkan rasa aman bagi dirinya. Yesus mau mengatakan kepada orang itu bahwa kebahagiaan sempurna bukan dibeli dengan kelimpahan harta.
Yesus mengafirmasi pendapat-Nya itu dengan menuturkan sebuah perumpamaan tentang orang yang berkelimpahan harta sehingga terpenjara di dalam ketamakannya. Ia berpikir bahwa dengan mempunyai banyak harta, maka hidupnya terjamin, padahal sama sekali keliru.
Malahan, dia menjadi korban dari harta miliknya sendiri. Perumpamaan ini mau mengingatkan para murid Yesus untuk setia selamanya kepada-Nya. Mereka jangan khawatir akan apa yang akan mereka makan atau minum karena manusia hidup bukan hanya dari makanan dan minuman saja.
Mereka juga hidup dari Sabda Tuhan. Tugas mereka adalah tetap mencari Kerajaan Allah karena Tuhan akan tetap menambahkan semuanya kepada mereka. Di samping mencari Kerajaan Allah, para murid juga diingatkan untuk memperhatikan kaum papa miskin dalam semangat saling berbagi. Dengan cara ini mereka juga akan memperoleh harta di Surga.
Oleh karena itu, orang hendaknya berusaha untuk "menjadi
kaya" di hadapan Allah. "Kaya di hadapan Allah" memiliki arti
sebuah cara hidup yang melulu berpedoman pada sabda Allah, hidup yang dipimpin
dan dipenuhi oleh Roh Allah serta totalitas diri yang diliputi oleh.kebaikan,
kejujuran, cinta dan iman.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus!!!
Kita acapkali terobsesi oleh harta. Bahkan, kita seringkali menghabiskan hampir lebih setengah waktu kita, menguras energi dan pikiran, pergi pagi-pulang malam, "demi kau dan si buah hati", kita terpaksa harus menjual harga diri, mempertebal muka serta menambah deretan nominal hutang di bank maupun di "Credit Union" (CU), demi memenuhi ambisi dan kemuliaan diri yang dikemas dalam satu kata HARTA, HARTA dan HARTA. Kita lupa bahwa pada hakekatnya apapun yang kita punya bukanlah milik kita sendiri, tetapi milik Allah, Sang Pemilik dari segala yang ada.
Memang, tidak ada regulasi sekular maupun biblis yang melarang kita memiliki harta atau menjadi orang kaya. Yang dilarang adalah cara picik untuk memperolehnya, dimana keadilan dikesampingkan. Baik harta, waktu, tenaga, talenta dan sebagainya, semua itu seharusnya dipergunakan untuk memuliakan Tuhan dan bukan untuk ditimbun demi kepentingan pribadi.
Karena itu kelola dan kembangkanlah harta
dengan penuh tanggung jawab, pergunakan untuk menolong saudara-saudara kita
yang kesusahan. Kasih seharusnya berada jauh di atas segalanya, jangan
korbankan itu hanya karena silau kepada harta.
Kiranya kita mampu berdistansi terhadap kelekatan duniawi yang menutup mata kita untuk melayani Allah dan sesama. Mari: “Mengelola Harta secara Bijak, agar Tidak Jatuh ke dalam Kedosaan”.
Semoga Tuhan memberkati, membimbing dan melindungi kita, serta memberikan
kita damai sejahtera.