[Foto: Borneo Almanak & Sumbangan Gereja Kalimantan] |
Pada 1906, Pemangkat masih menjadi kota yang sulit dijangkau dengan jalan darat dari Singkawang. Pastor Camillus, OFMCap mengisahkan perjalanan dari Singkawang menuju Pemangkat.
Suatu pagi, tahun 1906, Camillus berangkat dari Singkawang ke Pemangkat. Pada tengah hari, ia baru sampai ke Sungai Selakau untuk istirahat. Kemudian terus mudik Sungai Sebangkau lalu terus ke Pemangkat.
Pastor Camillus mengunjungi orang sakit dan merayakan ekaristi bersama keluarga-keluarga Katolik di Pemangkat. Ia menginap di rumah keluarga Katolik dengan malam yang dipenuhi ganguan nyamuk. Esok hari, ia kembali ke Singkawang dengan perahu yang memakan waktu tujuh jam.
Pada 24-26 September 1906, Prefek Pasificus Bos, OFMCap berangkat ke Pemangkat untuk melihat rumah seorang Katolik yang hendak dijual dengan harga 52 Dollar. Rumah tersebut terletak di Pasar Pemangkat. Camillus membutuhkan dana sekitar 360 Dollar untuk merenovasi rumah tersebut.
Pastor Camillus juga membeli sebidang kebun kelapa yang memiliki 300 pohon. Kemudian hari, kebun itu untuk membangun gereja dan pastoran Pemangkat. Tanah terletak di kaki bukit tersebut dijual seharga 350 Dollar. Misi di Pemangkat dimulai pada 1 November 1906 dengan mengutus seorang katekis yang diberi honor sebesar 16 gulden.
Baca Ini: Gereja di Sejiram Hangus Terbakar, Tabernakel hanya Tersisa Logam
Sejak tiba di Singkawang, Pastor Marcellus OFMCap dipercaya memerhatikan Pemangkat dan sekitarnya untuk karya misi. Pada 1907, Marcellus menetap di Pemangkat. Kadang seminggu sekali, ia kembali ke Singkawang. Setahun kemudian, karya misi di Pemangkat mulai membuahkan hasil.
Setahun kemudian, gereja dengan panjang 14 meter dan lebar 7 meter sudah berdiri. Prefektur Pasificus Bos memberkati gereja itu pada 3 Juni 1908 sehingga bisa digunakan umat. Gereja itu kemudian diberi nama pelindung: Gereja Maria Tak Bernoda. Saat upacara pemberkatan, hadir para suster, bruder, dan pastor dari Singkawang.
Sebulan setelah diberkati, pada 17 Juli 1908, Pastor Justinianus OFMCap dikirim sebagai tenaga baru untuk menemani Pastor Marcellus di Pemangkat. Di Pemangkat terdapat orang Katolik sebanyak 20 orang dan 20 katekumen/calon yang berminat masuk Katolik.
Setelah pemberkatan Gereja Maria Tak Bernoda Pemangkat, Prefektur Pasificus Bos masih menginap beberapa saat di Pemangkat. Pada bulan Agustus 1908, Prefek berencana mengunjungi beberapa kampung sekitar Pemangkat, yakni Sempadang, Pelanjau dan Buduk. Turne Prefek Bos ditemani oleh Pastor Justinianus, OFMCap dengan membawa seorang umat Katolik dan seorang lagi untuk membantu mengangkut barang-barang.
“Dari Sungai Selakau kami mudik lalu naik ke darat mendaki bukit untuk sampai ke Sempadang. Tepat pada jam 12.00 kami sudah sampai di Sempadang. Di Sempandang terdapat 15 rumah orang Tionghoa yang kebanyakan menggarap kebun Lada/Sahang. Selain itu ada empat orang bekerja sebagai pencari emas. Disini terdapat 20 orang menganut agama Katolik.” Demikian dikisahkan Pastor Justinianus, OFMCap dalam catatannya.
Penulis: Br. Kris Tampajara MTB
Editor: Budi Atemba
Artikel Lain: Berangkat ke Borneo Barat, Kata-kata Prefek Bos Bikin Haru