Pesta Sto. Laurensius, Diakon dan Martir
Bacaan Pertama: 2 Korintus 9: 6 - 10
Injil Yohanes: 12: 24 - 26
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayanKu akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Terpujilah Kristus
Siraman Rohani
Tema: Di Saat Kita Melayani Tuhan Lewat Sesama, Tuhan Dekat Dan Sangat Peduli Dengan Kita!
Yohanes 12:24 -26
Saudara-saudari…. Hari ini kita merayakan Pesta St. Laurensius, Diakon dan Martir. Dia adalah satu dari ketujuh diakon agung yang bekerja membantu Sri Paus di Roma. Oleh Paus Sixtus II (257-258), Laurensius ditugaskan mengurus harta kekayaan Gereja dan membagi-bagikan derma kepada para fakir miskin di seluruh kota Roma. Ia juga melayani Sri Paus dalam setiap upacara keagamaan.
Ketika Paus Sixtus II ditangkap oleh serdadu Romawi, Laurensius bertekad menemani dia sampai pada kematiannya. Kepada Paus, ia berkata: “Aku akan menyertai ke mana saja engkau pergi. Tidaklah pantas seorang imam agung Kristus pergi tanpa didampingi diakonnya.” Paus Sixtus terharu mendengar kata-kata Laurensius, lalu ia berkata: “Janganlah sedih dan menangis, anakku! Aku tidak sendirian. Kristus menyertai aku. Dan engkau, tiga hari lagi, engkau akan mengikuti aku ke dalam kemuliaan surgawi.”
Ramalan Paus Sixtus itu ternyata benar-benar terjadi. Prefek kota Roma, yang tahu bahwa Gereja mempunyai sejumlah besar kekayaan, mendapat laporan bahwa Laurensius-lah yang mengurus semua kekayaan itu. Karena itu Laurensius segera dihadapkan kepada penguasa Roma itu. Ia dibujuk agar secepatnya menyerahkan semua kekayaan Gereja itu kepada penguasa Roma.
Dengan tenang Laurensius menjawab: “Baiklah tuan! Dalam waktu tiga hari akan kuserahkan semua kekayaan ini kepadamu.” Laurensius dibiarkan kembali dan mengumpulkan orang-orang miskin dan membagi-bagikan kekayaan Gereja kepada mereka. Dibawa pimpinannya, orang-orang miskin itu berarak menuju kediaman Prefek Roma.
Baca Ini: Renungan Katolik Minggu, 7 Agustus 2022: Iman Menumbuhkan Harapan dan Kasih
Kepada penguasa Roma itu, Laurensius berkata: “Tuanku, inilah harta kekayaan Gereja yang saya jaga. Terimalah dan peliharalah mereka dengan baik!” Tindakan dan perkataan Laurensius dianggap sebagai satu olokan dan penghinaan terhadap penguasa Roma. Karena itu, ia ditangkap dan dipanggang hidup-hidup di atas terali besi yang panas membara.
Laurensius tidak gentar sedikit pun menghadapi hukuman ini. Setelah separuh badannya bagian bawah hangus terbakar, ia meminta supaya dibalik sehingga seluruh badannya bisa hangus terbakar. Akhirnya Laurensius menghembuskan nafasnya di atas pemanggangan itu sebagai seorang ksatria Kristus.
Dalam tulisan St. Agustinus, di sana dikatakan bahwa orang yang berdoa memohon perantaraan St. Laurensius, doanya terkabulkan.
Kunci keberanian St. Laurensius adalah kedekatannya dengan Sri Paus Sixtus II, yang saleh itu dan juga karena kekuatan imannya akan Yesus Kristus. Dia selalu sadar bahwa menjadi pelayan Sri Paus, dia selalu merasa dekat dengan Paus. Paus adalah wakil Kristus di dunia ini. Melayani Paus berarti melayani Kristus. St. Laurensius sungguh percaya bahwa dalam menjalankan tugas pelayanan, di saat yang sama, ia selalu merasa dekat dengan Tuhan.
Saudara-saudari… Hari ini Yesus dengan tegas katakan: “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikuti Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.”
Yoh 12: 26. Ajakan Yesus ini sungguh sangat menguatkan para pelayan Kristus, termasuk St. Laurensius. Dia sungguh merasa kuat dan tidak takut sedikit pun. Walaupun dia dipanggang dalam api yang menyala, sebagian tubuhnya sudah terbakar, masih juga meminta para algojo untuk membalikkan tubuhnya agar bagian yang belum terbakar harus dihanguskan. Sungguh satu keberanian yang sangat luar biasa. Dari manakah kekuatan dan keberanian itu datang? Pasti dari Kristus yang dilayaninya.
St. Laurensius, orang yang suci selalu dekat dengan Kristus. Dari padaNyalah dia selalu mendapat kekuatan dan keberanian dalam menjalankan tugas pelayanan dan menjadi saksi Kristus yang luar biasa.
Marilah saudara-saudari… Berlomba-lombalah menjadi pelayan dan saksi Kristus yang setia dan bertanggungjawab. Percayalah, bahwa di saat kita melayani Tuhan, di saat yang sama kita sungguh dekat dengan Tuhan, yang kita layani. Tuhan tidak pernah meninggalkan siapa saja yang melayani Dia lewat sesama kita. Tuhan selalu peduli akan mereka yang melayani Dia.
Kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan iman kita dan memberi kita kesabaran dalam mengikuti beraneka macam tantangan di saat kita melayani Tuhan lewat sesama kita.
Kita memohon St. Laurensius dan Bunda Maria untuk senantiasa mendoakan kita. Amen.
[Ditulis Oleh: Pater Fredy Jehadin, SVD]
Renungan Lain: Renungan Katolik, Minggu 31 Juli 2022