Kalimantan Barat akan mengikuti Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik II di Kupang, Nusa Tenggara Timur pada 28 Oktober hingga 1 November 2022. Ada 65 anggota kontingen yang berangkat, rencananya akan dilepas Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan pada Senin, 24 Oktober 2022 di Pontianak.
“Kami akan berangkat pada 26
dan 27 Oktober ke Kupang. Kembali ke Pontianak pada 22 November,” kata Ketua Kontingen
Pesparani Kalbar, Ignatius Ik didamping Kabid Bumas LP3K Kalbar, Maskendari di
Pontianak, kemarin.
Ia mengatakan, Pesparani dilaksanakan secara tatap muka dan non tatap muka, meliputi 13
kategori lomba. Kategori lomba non tatap muka, yaitu Paduan Suara Gregorian
Dewasa Pria (PSGDP), Paduan Suara Dewasa Wanita (PSDW), Paduan Suara Orang Muda
Katolik (PS OMK), Paduan Suara Gregorian Remaja (PSGR) dan Paduan Suara Anak
(PSA). Sedangkan kategori lomba tatap muka, yaitu Paduan Suara Dewasa Campuran
(PSDC), Mazmur Anak, Mazmur Remaja, Mazmur OMK, Mazmur Dewasa, Cerdas Cermat
Rohani Anak (CCRA), Cerdas Cermat Rohani Orang Muda Katolik (CCR OMK) dan
Bertutur Kitab Suci.
“Kalbar berpartisipasi untuk semua kategori lomba,” kata dia.
Ia melanjutkan, rekaman video untuk kategori non tatap muka sudah dilaksanakan di Pontianak
pada 22–25 September 2022 dan hasilnya sudah diserahkan kepada Panitia
Pesparani Katolik Nasional. Pemusatan Latihan kategori lomba tatap muka
dilaksanakan di Pontianak pada 22–25 Oktober 2022.
Maskendari menambahkan, Kalbar akan mencalonkan diri menjadi tuan rumah Pesparani Katolik Nasional IV Tahun 2025 dalam Rakernas LP3KN yang
akan diselenggarakan bersamaan dengan Pesparani Katolik Nasional II di Kupang
NTT.
Pihaknya meminta dukungan
masyarakat Kalbar, agar kontingen yang berangkat ke Kupang bisa membuahkan
hasil yang maksimal.
Menteri Agama, Yaqut Cholil
Qoumas memberikan dukungan penuh perhelatan Pesparani yang tertunda dua tahun
karena pandemi Covid-19. “Kita senang bisa terlaksana tahun ini. Kita support
penuh,” katanya.
Pembentukan Lembaga
Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN) dibentuk melewati
proses Panjang. Usulan bermula dari pelaksanaan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik
di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku. Masyarakat Katolik mendesak dibentuk
lembaga yang mengurus Pesparani Katolik tingkat nasional. Desakan itu kemudian
dideklarasikan oleh multipihak. Kemudian pada 5 Oktober 2015, perwakilan
Provinsi Maluku kembali mengingatkan Dirjen Bimas Katolik terhadap deklarasi
tersebut.
Pesparani adalah bagian dari pembangunan keagamaan non
fisik yang justru jauh lebih penting dari program pembangunan yang bersifat
fisik. Ini pesta rohani, bukan suatu festival yang cenderung mengutamakan
pertandingan dan mengejar piala.(*)