Pesan Natal dari Uskup Agung: Mari Berjalan Bersama Orang Lain tanpa Membedakan

December 19, 2022
Last Updated


“Mari kita berjalan bersama orang lain tanpa membeda-bedakan agama, suku, golongan, budaya, status sosial, pangkat atau jabatan, dalam mencari kebenaran, menemukan kehendak Allah, dan menghadapi tantangan dalam hidup,” kata Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus dalam pesan Natal 2022.

Ia mengajak umat Katolik meneladani pengalaman tiga orang bijak yang berjalan bersama-sama mencari kanak Yesus dan berhasil dengan tuntunan bintang. “Walaupun bukan tanpa kesulitan dan rintangan, mengajak kita, umat kristiani untuk melakukan hal yang sama,” katanya.

Menurut Uskup Agus, kebersamaan akan membuat umat Katolik mampu membangun peradaban kasih di tengah masih menguatnya tindakan kekerasan, merajut kerukunan ditengah merebaknya sikap intoleransi, mempopulerkan budaya jujur ditengah masih maraknya tindakan kejahatan korupsi dan penyakit-penyakit masyarakat yang lain. Dengan berjalan bersama, kita bisa mengembangkan hidup berpolitik yang beretika dalam menghadapi pesta demokrasi tahun 2024,” katanya

Ia melanjutkan, dengan berjalan bersama-sama kita dimampukan untuk “pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat” membangun kembali kehidupan dari keterpurukan dalam berbagai bidang akibat pandemi Covid-19. Tentu berjalan bersama-sama mengandaikan adanya sikap saling menerima, mendengarkan, dan menghargai teman seperjalanan.

Berjalan bersama-sama mensyarat akan adanya pikiran yang positif terhadap teman seperjalanan. Hilangkan pikiran negative atau prasangka buruk terhadap sesama. Hendaknya ada suasana penuh kedamaian serta persaudaraan dalam kebersamaan tersebut.

Perayaan Natal juga adalah perayaan akan kasih Allah yang tanpa batas terhadap kita umat manusia yang penuh dosa dengan mengutus PutraNya Yesus Kristus kedunia “yang telah mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia”(Flp.2,7) demi menyelamatkan kita, umat manusia. Allah mau berdamai dengan manusia, tanpa jasa dari pihak manusia,” ungkap Uskup Agus.

Ia mengajak umat Katolik sebagai pengikut-Nya juga dipanggil untuk berani menjadi hamba bagi sesama. Kita semua dipanggil untuk berjalan bersama-sama mereka yang menderita akibat penyakit, bencana alam, perang, tindakan kekerasan, ketidak adilan atau pun diakibatkan rusaknya lingkungan hidup,” katanya.

“Kita dipanggil untuk menjadi sahabat dan berjalan bersama-sama saudara-saudari kita yang meringkuk dalam penjara, saudara-saudari kita yang tinggal di Panti-panti Asuhan, yang terpisah dari sanak keluarganya akibat tidak mendapat kasih,” lanjutnya.

Karena itu, Uskup Agus mengajak umat yang merayakan Natal dengan penuh kegembiraan dan suka cita,  ingat dan peduli juga terhadap sesama. Mari kita saling menguatkan dan mendoakan agar kita mampu menjadi sahabat dan berjalan bersama-sama terutama bagi mereka yang menderita, agar kita sungguh-sungguh boleh menjadi berkat yang menyelamatkan bagi mereka.

Natal tahun ini mengambil tema, “..Pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain”  (Matius.2,12). Sejak dua minggu terakhir, suasana Natal sudah terasa. Selama dua tahun, perayaan Natal yang ditandai dengan maraknya pernak-pernik, lampu-lampu hias dan lagu-lagu Natal seakan-akan berhenti, dalam rangka menyongsong Hari Raya Natal 25 Desember 2022 kegiatan-kegiatan tersebut mulai marak kembali.

Hal yang sangat wajar dan memang semuanya itu merupakan ungkapan lahiriah atas lahir Yesus ke dunia untuk membebaskan kita dari belenggu dosa, dan membuka jalan lebar-lebar bagi kita umat manusia yang penuh dosa untuk memperoleh hidup yang kekal bersama Bapa di surga.

Orang-orang bijak dari Timur, yang memiliki segala-galanya belum merasa puas sebelum menemukan kanak-kanak Yesus untuk menyembahnya. Dengan dituntun oleh bintang mereka menemukan Kanak-kanak Yesus dan mempersembahkan harta terbaik yaitu, emas kemenyan dan mur.

Perjumpaan dengan Yesus membuat mereka meyakini bahwa masa depan mereka menjadi jelas. Tidak ada keragu-raguan lagi. Yesuslah Sang Penyelamat yang mereka cari.

Keyakinan inilah yang memampukan mereka untuk kembali“ ke negerinya melalui jalan lain” (Mt. 2,12). Mereka menemukan cara hidup baru, meninggalkan cara hidup yang lama setelah bertemu dengan Yesus. Sama seperti dalam usaha mencari Sang Penyelamat mereka “berjalan bersama-sama.

Artikel Lain: Lima Pastor yang Diangkat Sebagai UskupAgung Pontianak

Selengkapnya