Pesan Uskup Agustinus kepada Warga Binaan: Hanya Kehadiran yang Bisa Saya Persembahkan

December 31, 2022
Last Updated

Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus mendoakan warga binaan di Lapas Klas IIA Pontianak. [Foto: Komsos KAP]

“Saya tidak punya apa-apa yang bisa saya berikan. Hanya kehadiran yang bisa saya persembahkan untuk kalian di sini,” kata Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus sesaat sebelum perayaan misa Natal di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pontianak, Jumat 30 Desember 2022.

Ini lembaga pemasyarakatan ketiga yang dikunjungi Uskup Agus dalam mempersembahkan misa Natal. Pada 28 Desember, Uskup Agus mempersembahkan misa di Kapel Santa Theresia Benedikta Lapas Perempuan. Besoknya, pada 29 Desember, ia mengunjungi Rumah Tahanan Pontianak. Pada tiga lembaga ini, Uskup Agus memberikan optimisme kepada warga binaan untuk terus mengolah diri dan mengubah diri menjadi lebih baik.

Di Lapas Klas IIA Pontianak, ada 146 warga binaan yang menganut agama Kristen dan Katolik. Dari jumlah itu, 86 orang menganut agama Katolik.

Uskup Agustinus mengungkapkan, sebagai tanda mulia peran manusia dalam menghayati kerendahan hati dan mau berkorban. Menurut Uskup, peristiwa ini mengajak umat untuk merendahkan diri demi perdamaian dan untuk orang lain. Gereja, kata Uskup, tidak bisa berdiri sendiri. Karena itu, gereja dan semua orang harusnya berjalan bersama untuk perdamaian sejati.

“Semua cerita ini adalah simbol. Saya mau memerhatikan semua kelompok. Dalam simbol tiga orang bijak itu, diungkapkan bahwa ada roh yang mendorong mereka untuk pulang lewat jalan lain karena ada keselamatan dalam Yesus. Mereka datang dan pulang bersama-sama untuk dan mencari jalan kebenaran secara bersama,” katanya.

Uskup Agus mengajak warga binaan menyadari kebenaran hanya bisa didapatkan dan diperoleh dengan percaya bahwa Tuhan yang berkuasa atas hidup manusia. Maka dalam mencapai kebenaran sejati itu – seperti yang diteladankan oleh tiga raja dari Timur- umat harus berjalan bersama.

Uskup Agustinus mengakui, secara hukum tidak bisa membebaskan anak-anaknya dalam Lapas itu. Tetapi, kehadirannya sebagai bentuk gereja dalam mewakili dan mendampingi anak-anaknya sebagai status warga binaan.

“Mari berjalan bersama mengatasi kesulitan. Jangan sendiri-sendiri,” kata Uskup Agustinus.

Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus berdiskusi dengan Kalapas Klas IIA Pontianak, Julianto Budhi Prasetyono. [Foto: Komsos KAP]

Kehadiran Uskup Agung disambut langsung Kepala Lapas, Julianto Budhi Prasetyono. Ia mengaku sudah mendengar jika Uskup Agustinus kerap mengunjungi, menguatkan, dan turut ambil peran dalam pembinaan warga binaan di lapas. Bahkan, setiap tahun mempersembahkan misa perayaan Natal bersama dengan warga binaan.

“Terima kasih banyak Bapa Uskup. Selama ini, saya dengar Bapa Uskup selalu memberikan peneguhan kepada warga binaan di sini. Saya pribadi mengucapkan banyak terima kasih utuk pelayanan selama ini,” kata Julianto.

Uskup Agus menitikberatkan tentang pentingnya perhatian kepada kaum-kaum yang dianggap sebagai 'mantan narapindana' di mana beban mental dan perasaan yang mereka alami selama ini. Menurut Uskup Agustinus, tidak banyak yang bisa diberikan kepada wargabinaan, namun kehadiran yang sebenarnya memberikan nilai berbeda dalam perayaan misa Natal setiap tahunnya.

Petugas Lapas Klas IIA Pontianak, Natalis Kuwin yang sudah lima tahun bertugas di Lapas Pontianak, menyampaikan, saat ini terdapat 1.056 wargabinaan permasyarakatan dan 146 orang di antaranya adalah kristiani. Menurut Kuwin, pelayanan ini dirindukan warga binaan. Saat ini, mereka membutuhkan sapaan dari orang-orang tak sekadar hadiah atau pemberian namun kehadiran yang menjadi kerinduan warga binaan.

Penulis: Samuel OFS

Artikel Lain: Natal Bersama di Rutan, Uskup Agustinus:Ini Retret Panjang Agar Bisa Mengolah Diri

Selengkapnya