Pernah membaca buku The Name of the Rose? Kalau belum, boleh deh membacanya. Jika sudah, tentu banyak pesan yang bisa diambil dari buku itu. Umberto Eco, punya gaya dan cara yang cukup unik dalam menulis sebuah buku. Novel yang sudah diadopsi untuk sebuah film itu juga sangat sukses di pasaran. Apa sih sebenarnya pesan yang ingin disampaikan oleh The Name of the Rose?
The
Name of the Rose, novel karya penulis
asal Italia, Umberto Eco. Novel ini mengambil latar belakang pada Abad
Pertengahan dan menceritakan kisah seorang biarawan bernama William dari
Baskerville yang ditugaskan untuk menyelidiki serangkaian kematian yang terjadi
di sebuah biara di Italia.
Novel ini
sangat kompleks dan penuh dengan rincian sejarah dan filsafat. Namun, Eco
berhasil menggabungkan elemen-elemen tersebut menjadi sebuah cerita yang sangat
menarik dan sulit untuk dilewatkan. Novel ini juga memiliki berbagai lapisan
makna dan interpretasi, sehingga dapat dinikmati oleh pembaca dari berbagai
latar belakang dan pemahaman.
Selain
itu, karakter-karakter dalam novel ini sangatlah kompleks dan memiliki
keunikannya masing-masing. William, sebagai karakter utama, memiliki
kepribadian yang kompleks dan bisa menjadi subjek interpretasi yang
berbeda-beda bagi pembaca. Sementara itu, para biarawan lainnya juga
menunjukkan sisi kehidupan biara yang penuh dengan intrik dan konflik.
Novel ini menarik dan sangat
direkomendasikan untuk pembaca yang menyukai cerita misteri, sejarah, dan
filsafat. Namun, novel ini juga cukup kompleks dan membutuhkan kesabaran dan
konsentrasi yang tinggi dari pembaca untuk dapat menikmati cerita secara penuh.
Beberapa
pesan yang dapat diambil oleh pembaca dari novel tersebut, di antaranya, novel ini menunjukkan bagaimana
kekuasaan gereja pada Abad Pertengahan digunakan untuk mempertahankan kekuasaan
dan kontrol atas orang-orang, bahkan melalui tindakan yang tidak adil dan
kejam. Pesan ini dapat diaplikasikan pada kehidupan modern, di mana kekuasaan
dan otoritas sering digunakan untuk mempertahankan status quo dan kepentingan
pribadi, bahkan jika itu melanggar hak asasi manusia dan nilai-nilai etika.
Dalam
buku ini, William dari Baskerville memecahkan misteri kematian-kematian yang
terjadi di biara dengan menggunakan pengetahuan dan akalnya. Pesan ini
menunjukkan betapa pentingnya pengetahuan dan penggunaan akal dalam mencari
kebenaran dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Buku
ini juga menyoroti bahaya fanatisme agama yang dapat menyebabkan konflik dan
kekerasan. Beberapa karakter dalam buku ini memegang teguh keyakinan mereka dan
bersikeras bahwa keyakinan mereka adalah yang benar, bahkan ketika itu
menyebabkan konflik dan kematian. Pesan ini mengajarkan tentang pentingnya
toleransi, dialog, dan penghargaan terhadap perbedaan dalam kehidupan sosial.
Salah
satu karakter dalam buku ini, Jorge dari Burgos, tergoda oleh kekuasaan dan
kemuliaan dalam dunia ini, sehingga mengorbankan nilai-nilai agama dan
moralnya. Pesan ini mengajarkan tentang kerentanan manusia terhadap godaan dan
bahaya mengorbankan nilai-nilai moral dan agama demi kepentingan pribadi.
Buku
ini juga menunjukkan betapa pentingnya pengendalian diri dalam menghadapi
tantangan dan frustasi dalam kehidupan. William dari Baskerville, meskipun
menghadapi tantangan yang besar dalam mencari kebenaran dan memecahkan misteri
kematian-kematian di biara, tetap menjaga kontrol dirinya dan tidak menyerah
pada emosi negatif seperti ketakutan dan kecemasan.
The
Name of the Rose menyampaikan berbagai pesan yang relevan dengan kehidupan
manusia saat ini, mulai dari pentingnya pengetahuan dan penggunaan akal, hingga
bahaya fanatisme agama dan pentingnya pengendalian diri dalam menghadapi
tantangan kehidupan.[]