Ini Alasan Mengapa Orangutan Disebut sebagai Petani Hutan

August 06, 2023
Last Updated

Orangutan. [Foto: Dok. Simon Tampubolon]

KOSAKATA.ORG - Tidak sedikit orang menyebut dan mengakui orangutan sebagai petani hutan karena perannya yang besar dalam hal melakukan konservasi hutan.

Mengapa demikian? Orangutan dikenal sebagai si petani hutan karena perannya selalu menyemai hingga tumbuhnya tajuk-tajuk pepohonan sebagai keberlanjutan semua nafas kehidupan, tidak terkecuali kita manusia.

Orangutan dikatakan sebagai petani hutan karena tanpa lelah dan tidak pamrih, setiap hari ia selalu menyemai biji-bijian yang nanti disebut tajuk-tajuk pohon (pohon-pohon baru).

orangutan dan hutan jika boleh dikata adalah sebagai nafas semua makhluk yang mendiami bumi ini hingga kapan pun.

Baca Ini: Kita dan Orangutan Sama-sama Penting 

Tidak hanya orangutan, ternyata ada pula burung enggang atau rangkong. Si Petani hutan (enggang dan orangutan) ternyata berperan penting untuk meregenerasi (membangun kembali) hutan. 

Dengan kata lain orangutan dan burung enggang memainkan peran penting dalam menyediakan jasa ekosistem bagi hutan dan bentang alam kita.

Kehadiran si petani hutan berfungsi untuk meregenarasi hutan juga sebagai penyeimbang ekosistem sekaligus pula sebagai spesies payung (Apabila mereka hilang maka akan berpengaruh/berdampak pula bagi bagi makhluk lainnya) termasuk kita manusia.

Kesetiaan si petani hutan dalam melakukan koservasi hutan tidak diragukan lagi. Saban waktu mereka menyemai. Bahkan kita manusia pun tak bisa menyamai ketekunan orangutan si petani hutan itu.

Melestarikan orangutan berarti menyelamatkan hutan dan semua nafas kehidupan hingga nanti. Jangan biarkan mereka punah, biarkan mereka lestari dengan kebijaksanaan kita.

Baca Ini: Asa Pongo di Rimba Raya

Hutan perlu orangutan agar ia bisa selalu tegak berdiri. Orangutan perlu hutan untuk terus berkembang biak dan berlanjut.

Saat ini, orangutan masuk dalam daftar satwa dilindungi dan sangat terancam punah serta masuk dalam daftar merah menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN). 

Penulis: Petrus Kanisius - Yayasan Palung

Selengkapnya