(Yes. 56:1,6-7; Rm. 11:13-15,29-32; Mat. 15:21-28)
Pengalaman menderita: sakit fisik-batin karena penyakit atau bencana alam atau karena perlakuan yang tidak adil oleh orang lain.
Gagal dalam usaha dan relasi dengan orang lain serta dalam membangun rumah tangga atau dalam panggilan hidup.
Tidak selamanya akhir dari segalanya, melainkan salah satu proses menjadi pribadi yg matang dan kuat. Inilah yang dialami wanita Kanaan dalam bacaan Injil.
Perlakuan kasar Yesus dan para murid-Nya terhadap wanita Kanaan yang minta tolong kepada Yesus untuk menyembuhkan anak perempuannya yang kerasukan setan dan sangat menderita ini adalah hal yang tidak lazim dilakukan Yesus berhadapan dengan orang kecil, sederhana dan menderita.
Biasanya Yesus berlaku lemah lembut terhadap orang seperti itu.
Yesus berkata kepada perempuan itu, " Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
Kata perempuan itu, benar Tuhan namun anjing-anjing itu juga makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.
Kata Yesus, ibu besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yg kau kehendaki. Seketika itu juga anaknya sembuh" (Mat 15:26-28).
Apa yang dilakukan Yesus itu adalah cara Dia untuk mendidik perempuan itu agar tetap tegar, teguh dalam iman dan tidak berhenti untuk memohon belas kasihan Allah.
Selain itu, Yesus juga mau mengajar perempuan itu dan para murid-Nya bahwa ketika kita terpuruk dalam hidup ini masih ada saja orang yang menghina dan menolak kita, dan bukannya mau menolong.
Namun iman yang teguh akan Allah dapat mengalahkan semuanya itu dan membuat kita bisa terlepas dari keadaan yang terpuruk itu.
Nabi Yesaya dan Rasul Paulus juga mengingatkan kita untuk tetap setia pada iman akan Allah apapun situasi hidup kita.
Tidak cukup hanya mengakui diri sebagai pengikut Yesus atau bangsa terpilih, melainkan harus diikuti dengan kesetiaan untuk melaksanakan kehendak Allah dalam hidup dengan hidup saling mengasihi dan berlaku adil bagi sesama.
Tuhan Memberkati.
Penulis: RP. Leonardus Nodjo, OFMCap