Renungan Katolik Minggu 3 September 2023 - Konsisten dengan Kehendak Allah

September 02, 2023
Last Updated


KOSAKATA.ORG - Hidup damai, bahagia, tenang, sukses dalam hidup dan jauh dari segala penderitaan serta kegagalan adalah impian semua manusia. 

Namun antara impian dan realitas terkadang tidak seindah yang didambakan. Namun dalam banyak kesaksian orang yang sukses justru dalam kepahitan hidup orang menemukan kemanisan dan membuatnya semakin sukses serta matang dalam kepribadiannya. 

Hal ini hanya mungkin tercapai bila tetap berjalan bersama Allah. Hal ini telah dibuktikan oleh St. Paulus dan Nabi Yeremia dalam melaksanakan tugas pelayanannya. 

Pengalaman menderita yang dialami Yeremia dan St Paulus karena tugas pelayanan tidak membuat mereka untuk tidak lagi mengikuti kehendak Allah dan memilih kehendak mereka sendiri. 

Tantangan yang mereka hadapi justru membuat mereka semakin dekat dengan Allah dan mempersembahkan seluruh diri mereka untuk memuliakan Allah dan membahagiakan sesama. 

St. Fransiskus dari Assisi dalam refleksi panggilannya mengatakan, "Apa yang dulu kurasa pahit, sekarang kurasa manis."

Yesus Kristus dalam Injil mengajak kita untuk mengikuti Dia dengan tiga kriteria: 1)Menyangkal diri; 2) Memanggul salib; dan 3) Mengikuti Dia. 

Hidup dengan mengutamakan kehendak Allah dan 'melupakan' diri sendiri adalah perjuangan menuntut kesetiaan, tanggung jawab dan pengorbanan. 

 Tentu kita percaya bahwa Allah yang melihat perjuangan kita akan senantiasa memberkati kita dan menganugerahkan apa yang kita perlukan dalam hidup. 

Dalam bahasa lain Yesus mengatakan, "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka segalanya akan ditambahkan kepadamu" ( Mat 6:33). Itulah sebabnya Yesus menegur Petrus karena dia mau mengalihkan jalan hidup Yesus dengan mengikuti kehendak manusia yang didalangi oleh bujukan iblis. 

Iblis selalu menjanjikan yang baik dan indah kepada manusia, namun dia tidak pernah akan menepatinya karena dia memang adalah Tian segala dusta. 

Sedangkan Allah menjanjikan keselamatan dan kebahagiaan kepada manusia dan Dia menepatinya asalkan manusia tetap setia kepada kehendak-Nya. 

Iman dan setia kepada kehendak Allah tidak berarti tanpa tantangan dan derita. Justru dengan beriman akan Allah itu kita mampu menghadapi pelbagai tantangan hidup, sebab Allah yang penuh kasih itu beserta kita. 

Karena itu tetaplah setia pada iman dan kehendak Allah, entah baik atau tidak waktunya, maka Allah akan memberkatimu dan mengaruniakan apa yang perlu untuk hidupmu selama peziarahan kita di dunia ini. 

Tuhan memberkati. (*)

Penulis: Pastor Leonardus Nodjo, OFMCap.

Selengkapnya